Konflik antara India dan Pakistan kembali memanas, dan kali ini, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut-sebut akan “turun gunung” untuk meredakan ketegangan. Namun, dengan kedua negara memiliki senjata nuklir, dunia waspada terhadap potensi eskalasi yang bisa berujung bencana global.
India dan Pakistan telah berseteru sejak pemisahan wilayah pada 1947. Beberapa isu utama yang memicu ketegangan antara lain:
- Sengketa Kashmir – Wilayah ini menjadi rebutan sejak puluhan tahun.
- Serangan Teroris – Pakistan sering dituduh mendukung kelompok militan di India.
- Balasan Militer – Kedua negara kerap terlibat baku tembak di perbatasan.
Dengan kedua negara memiliki senjata nuklir, setiap konflik berisiko memicu perang dahsyat.
Vladimir Putin dikenal sebagai pemain kunci dalam diplomasi global. Dalam konflik India-Pakistan, Rusia memiliki hubungan baik dengan kedua negara, sehingga:
- Mediator Potensial – Rusia bisa menjadi penengah yang netral.
- Kepentingan Strategis – Moskow ingin menjaga stabilitas di Asia Selatan untuk kepentingan ekonomi dan militer.
- Hindari Intervensi Barat – Putin mungkin ingin mencegah AS atau China mendominasi proses perdamaian.
Namun, apakah intervensi Putin cukup untuk mencegah perang?
India dan Pakistan sama-sama memiliki senjata nuklir. Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI):
- India: Memiliki sekitar 160 hulu ledak nuklir.
- Pakistan: Memiliki sekitar 165 hulu ledak nuklir.
Jika konflik berlanjut, skenario terburuk bisa terjadi:
- Serangan Terbatas – Misalnya, penggunaan senjata taktis di zona perbatasan.
- Eskalasi Penuh – Serangan balasan besar-besaran yang memicu perang nuklir regional.
- Dampak Global – Radiasi nuklir bisa memengaruhi iklim dunia (seperti “nuclear winter”).
Komunitas global mengkhawatirkan situasi ini. Beberapa langkah yang diambil:
- PBB – Menyerukan gencatan senjata dan dialog.
- AS & China – Kedua negara mendorong de-eskalasi, tetapi memiliki kepentingan berbeda.
- Rusia – Dengan pengaruhnya, Putin bisa menjadi kunci perdamaian.
Konflik India-Pakistan adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Meskipun Putin berusaha menjadi penengah, ketegangan politik dan militer tetap tinggi.