Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan langkah besar dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya untuk pasokan daging sapi. Pada tahun 2025, pemerintah berencana mengimpor 534.000 ekor sapi hidup dari berbagai negara produsen utama seperti Australia dan Brasil. Kebijakan ini diambil sebagai antisipasi lonjakan kebutuhan daging nasional serta upaya mengendalikan harga di pasaran.
Alasan di Balik Kebijakan Impor Massif
Ada beberapa alasan mengapa pemerintah mengambil langkah agresif ini:
- Keterbatasan Produksi Lokal – Produksi sapi lokal masih belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi nasional yang terus meningkat setiap tahun.
- Harga Daging Tinggi – Harga daging sapi kerap melonjak, terutama menjelang hari besar keagamaan.
- Kebutuhan Industri Pengolahan – Industri pengolahan makanan juga memerlukan pasokan daging sapi dalam jumlah besar dan berkualitas.
Reaksi Publik dan Peternak Lokal
Kebijakan ini menuai beragam reaksi. Konsumen menyambut baik langkah ini karena diharapkan bisa menurunkan harga daging. Namun, para peternak lokal khawatir langkah ini akan membuat mereka sulit bersaing.
Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (APSI) mengimbau agar pemerintah tetap memperhatikan nasib peternak lokal dengan memberikan perlindungan dan insentif agar tidak tersisih oleh banjir impor.
“Kami tidak menolak impor, tapi perlu ada keseimbangan agar peternak lokal tetap bisa tumbuh,” ujar salah satu perwakilan APSI.
Potensi Dampak Ekonomi
Impor sapi dalam jumlah besar tentu berdampak pada berbagai sektor:
- Harga daging bisa lebih stabil, bahkan menurun jika distribusi lancar.
- Peternakan lokal terancam jika tidak ada dukungan kebijakan jangka panjang.
- Ketergantungan terhadap impor meningkat, yang bisa menjadi masalah jika negara pemasok mengalami krisis.
Solusi: Seimbangkan Impor dan Pemberdayaan Peternak
Untuk menghindari ketimpangan, para ahli menyarankan agar kebijakan impor dibarengi dengan program:
- Revitalisasi peternakan rakyat
- Subsidi pakan dan bibit unggul
- Pelatihan dan akses pasar bagi peternak lokal
Dengan cara ini, Indonesia tidak hanya bergantung pada impor, tetapi juga membangun ketahanan pangan berkelanjutan dari dalam negeri.
Kesimpulan
Impor 534 ribu ekor sapi pada 2025 merupakan strategi besar pemerintah untuk menjaga pasokan dan harga daging nasional. Meski bertujuan mulia, kebijakan ini tetap harus dibarengi upaya serius dalam memperkuat peternakan lokal. Keseimbangan antara kebutuhan jangka pendek dan pembangunan jangka panjang adalah kunci suksesnya kebijakan ini.