Elon Musk, salah satu orang terkaya di dunia, kini sedang menghadapi serangkaian masalah yang membuat posisinya semakin terpuruk. Mulai dari kinerja buruk saham Tesla, kontroversi di platform X (sebelumnya Twitter), hingga ancaman kebijakan tarif impor dari mantan Presiden AS Donald Trump, Musk tampaknya sedang dihantam dari berbagai penjuru.
1. Tesla Terjun Bebas, Saham Anjlok
Salah satu sumber kekuatan utama Musk adalah Tesla, perusahaan mobil listrik yang pernah menjadi primadona Wall Street. Namun, belakangan ini, saham Tesla terus merosot akibat:
- Penurunan penjualan di tengah persaingan ketat dengan BYD dan produsen mobil listrik China.
- Masalah kualitas dan recall yang merusak reputasi.
- Kinerja keuangan yang mengecewakan, memicu kekhawatiran investor.
Pada 2024, saham Tesla telah kehilangan lebih dari 30% nilainya, membuat kekayaan Musk ikut tergerus.
2. X (Twitter) Masih Jadi Beban
Sejak mengakuisisi Twitter (kini X) senilai $44 miliar, Musk terus mendapat kritik karena:
- Kebijakan kontroversial, termasuk pemulangan akun-akun kontroversial.
- Penurunan pendapatan iklan akibat ketidakstabilan platform.
- Masalah teknis dan keluhan pengguna yang membuat banyak orang beralih ke platform lain seperti Threads atau Bluesky.
X belum menunjukkan tanda-tanda profitabilitas, justru menjadi beban finansial bagi Musk.
3. Ancaman Kebijakan Tarif Trump
Donald Trump, yang sedang berusaha kembali ke Gedung Putih, mengancam akan memberlakukan tarif impor hingga 60% untuk produk China. Jika kebijakan ini benar-benar diterapkan, Tesla bisa menjadi salah satu korban terbesar karena:
- Giga Shanghai adalah pusat produksi utama Tesla untuk pasar global.
- Biaya produksi akan melonjak, berpotensi menaikkan harga jual dan mengurangi daya saing.
- Ketergantungan pada suku cadang China membuat Tesla rentan terhadap kebijakan proteksionisme Trump.
Musk sendiri telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran tentang perang dagang AS-China, tetapi tampaknya ia harus bersiap menghadapi risiko terburuk.
4. Tekanan Pribadi dan Reputasi yang Terus Tergerus
Selain masalah bisnis, Musk juga menghadapi tekanan pribadi:
- Kritik keras dari kalangan media dan aktivis atas kebijakan politiknya.
- Kasus hukum dan investigasi regulator, termasuk masalah tunjangan di Tesla dan dugaan manipulasi saham.
- Perseteruan di media sosial yang sering merusak citranya.
Apa yang Bisa Dilakukan Musk?
Untuk keluar dari krisis ini, Musk perlu:
- Memulihkan kepercayaan investor Tesla dengan strategi produksi dan inovasi yang lebih baik.
- Menstabilkan operasional X agar bisa menghasilkan pendapatan.
- Mencari solusi alternatif jika tarif Trump benar-benar diberlakukan, seperti memindahkan produksi dari China.
Kesimpulan
Elon Musk sedang berada di titik terberat dalam kariernya. Dengan Tesla yang stagnan, X yang masih bermasalah, dan ancaman kebijakan Trump, jalan menuju pemulihan tidak akan mudah. Apakah Musk bisa bangkit kembali, atau ini awal dari penurunan sang “Iron Man” dunia nyata? Hanya waktu yang akan menjawab.
Baca juga: