Indonesia semakin dilirik oleh investor global untuk pengembangan energi nuklir. Beberapa negara dan perusahaan teknologi nuklir telah melakukan pendekatan kepada pemerintah RI untuk menawarkan kerja sama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Lobi ini menguat seiring dengan komitmen Indonesia menuju transisi energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, proyek nuklir masih menuai pro-kontra terkait keamanan, limbah radioaktif, dan dampak lingkungan.
Siapa saja investor asing yang berminat? Simak daftarnya!
Daftar Negara dan Perusahaan yang Melobi Investasi Nuklir di RI
1. Amerika Serikat (AS) – Perusahaan Westinghouse dan NuScale
- Westinghouse Electric Company (perusahaan energi nuklir AS) telah menjajaki kerja sama dengan PT ThorCon Power Indonesia untuk pengembangan reaktor nuklir.
- NuScale Power menawarkan teknologi Small Modular Reactor (SMR) yang dinilai lebih aman dan efisien.
2. Rusia – Rosatom
- Rosatom, BUMN nuklir Rusia, telah menandatangani MoU dengan Indonesia sejak 2020 untuk studi kelayakan PLTN.
- Menawarkan teknologi VVER-1200 yang sudah digunakan di beberapa negara.
3. Korea Selatan – Korea Hydro & Nuclear Power (KHNP)
- KHNP tertarik membangun PLTN di Indonesia dengan desain APR-1400, reaktor yang juga digunakan di Uni Emirat Arab (UEA).
- Pemerintah Korsel telah melakukan sejumlah diskusi dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).
4. China – China National Nuclear Corporation (CNNC)
- CNNC menawarkan reaktor Hualong One, yang sudah beroperasi di Pakistan.
- China juga mendorong kerja sama dalam riset dan pengembangan teknologi nuklir dengan Indonesia.
5. Perancis – EDF Group
- Électricité de France (EDF) tertarik membawa teknologi EPR (European Pressurized Reactor) ke Indonesia.
- Perancis dikenal sebagai salah satu negara dengan pengalaman panjang di bidang energi nuklir.
Mengapa Indonesia Dilirik untuk Proyek Nuklir?
- Kebutuhan energi bersih meningkat seiring target Net Zero Emission 2060.
- Potensi lokasi seperti Bangka Belitung, Kalimantan, dan Jawa dianggap cocok untuk PLTN.
- Dukungan regulasi melalui UU Energi Baru Terbarukan (EBT) yang membuka peluang nuklir.
Tantangan Pengembangan Nuklir di Indonesia
- Kekhawatiran publik soal keselamatan pasca-insiden Fukushima.
- Biaya investasi tinggi, sekitar USD 6-10 miliar per PLTN.
- Pengelolaan limbah nuklir yang masih menjadi isu global.
Apa Langkah Selanjutnya?
Pemerintah masih melakukan studi kelayakan dan sosialisasi sebelum memutuskan pembangunan PLTN. Jika terealisasi, nuklir bisa menjadi game-changer dalam pasokan listrik Indonesia.